Intervensi Bank Indonesia Imbangi Sentimen Hawkish Pejabat Fed, Rupiah Ditutup Flat
Wednesday, May 08, 2024       16:02 WIB

Ipotnews - Setelah tadi pagi dan siang melemah, intervensi Bank Indonesia membuat kurs rupiah berbalik menguat sehingga ditutup flat di tengah penguatan indeks dolar Amerika Serikat pada sore ini.
Mengutip data Bloomberg pada Rabu (8/5) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup di level Rp16.046 per dolar AS, tidak berubah alias flat apabila dibandingkan penutupan Selasa sore (7/5).
Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan indeks dolar AS menguat sore ini. "Ini terjadi setelah Gubernur Federal Reserve of Minneapolis, Neel Kashkari mengatakan pada konferensi Milken Institute bahwa terhentinya inflasi, yang sebagian besar disebabkan oleh kekuatan pasar perumahan, berarti bank sentral perlu mempertahankan biaya pinjaman tetap stabil untuk jangka panjang dan mungkin sepanjang tahun," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, sore ini.
Namun Kashkari juga mengatakan bahwa masih ada kemungkinan The Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga jika inflasi kembali mereda. Ini sedikit membantu membuat penguatan dolar AS tidak terlalu besar.
"Komentar tersebut muncul setelah pernyataan pejabat the Fed pada hari Senin yang tampaknya cenderung mengindikasikan langkah bank sentral selanjutnya adalah menurunkan suku bunga," ujar Ibrahim.
Dengan informasi tersebut, ekspektasi pasar terhadap dua kali penurunan suku bunga tahun ini telah meningkat, dengan ekspektasi penurunan setidaknya 25 basis poin pada bulan September saat ini sebesar 64,5%, menurut FedWatch Tool CME.
Dengan kalender ekonomi yang sepi pada minggu ini, yang disorot oleh pembacaan sentimen konsumen dari University of Michigan pada hari Jumat. Kemudian sejumlah pejabat Fed akan menyampaikan pidatonya, termasuk Gubernur Fed Lisa Cook dan Michelle Bowman pada akhir minggu ini.
Dari dalam negeri Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa Indonesia menurun. Pada akhir April 2024, cadangan devisa Indonesia sebesar USD136,2 miliar atau menurun dibandingkan posisi pada akhir Maret 2024 sebesar USD140,4 miliar.
Menurut Ibrahim, data ini mengkonfirmasi bahwa BI sedang serius menjaga stabilitas kurs rupiah terhadap dolar akhir - akhir ini, termasuk pada hari ini. BI kerap melakukan intervensi di pasar demi menjaga tekanan dari dolar AS yang membuat mata uang Garuda telah menembus level Rp16.000-an.
"Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah seiring dengan peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global," pungkas Ibrahim.(Adhitya)

Sumber : admin